CERPEN BAHASA INDONESIA
Tema : cinta tanah air
Tokoh : 1.
Saipul
2. Amin
3. Soleh
4. Zahid
5. Bu Nantri
Latar : 1.
Latar Waktu : Sore Hari
2. Latar Tempat : Musholla, Kantin, Ruang Kelas
3. Latar Suasana : Tenang
Nama : indra sugeng rahayu
Sekolah : SMPN 41 surabaya
Manfaat Pelajaran PKN
Kring … kring
…
Waktu istirahat telah habis. Murid-murid berhamburan keluar dari kantin,
untuk kembali ke kelas mereka, tapi juga masih ada yang masih sholat ashar di mushola. Tiga
serangkai : Amin, Soleh, Saipul keluar dari mushola dengan lesu. Amin, Soleh, dan Saipul pergi ke kelas untuk memakai sepatu mereka.
“ Setelah ini
peajaran Pkn, sangat membosankan ” kata Amin sambil memakai sepatunya.
” Pelajarannya
sudah membosankan, yang dibahas cuman itu - itu saja, gak pernah berubah tambah
lagi gurunya nggak pernah senyum bisanya cuman marah – marah saja ” kata Soleh
sambil memakai sepatunya dengan malas.
” Tapi dia baik
lho ! , ulanganku yang di bawah KKM tapi di rapotku nilai ku pas KKM ” kata
Saipul sambil memasang sepatunya
” Mungkin waktu
nulis nilai dia sedang ngantuk ” jawab Amin dengan sinis
” Bukan urusanku ! Yang penting nilai rapot ku
bagus ” Kata Saipul
Amin hanya diam
tapi melihat mukanya sepertinya dia setuju dengan Soleh.
” Aku mau jajan
dulu ! ” Kata Saipul. Saipul pergi ke
kantin Soleh dan Amin mengikuti.
Disana mereka
membeli beberapa makanan dan minuman ringan.
Setelah membeli beberapa makanan, mereka kembali ke kelas. Bu guru belum
datang dan teman-teman mereka sedang
asyik bermain sambil menunggu Bu guru datang.
”
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ... ” sapa seorang wanita yang
tiba-tiba berdiri di depan pintu semua anak kaget dan berhamburan menuju meja
mereka masing-masing. Soleh sedang merapikan mejanya yang tadi dipakai untuk
bermain. Amin sedang sibuk membenahi tali sepatunya yang diikatkan ke kaki
kursi oleh Saipul untuk pembalasan keusilan mereka selama ini.
” Walaikumsalam
Warahmatullahi Wabarakatuh ... ” jawab anak-anak dengan serentak.
” Perkenalkan
nama saya Sunantri, kalian boleh panggil saya Bu Nantri saya akan menjadi guru
Pkn kalian mulai dari sekarang menggantikan guru kalian yang lama yang pindah
mengajar di kelas lain, sebelum memulai pelajaran coba kalian perkenalkan diri
kalian satu-persatu ” kata Bu Nantri. Anak-anak saling berpandangan, tidak ada
satupun murid yang mau pertama memperkenalkan dirinya.
” Mulai dari
baris depan ini saja ” kata Bu Nantri sambil tersenyum dan menunjuk ke
arah meja Zahid. Zahid menggaruk-garuk
kepalanya sambil berjalan dan berdiri di depan kelas dengan lambat.
” Nama saya
Mochammad Zahid Muchyiddin biasa dipanggil Zahid ” kata Zahid. Semua anak-anak
bergiliran memperkenalkan dirinya di depan kelas satu-persatu.
” Baiklah,
karena kita sudah perkenalan, mari kita mulai pelajaran. Hmm... sampai bab
berapa pelajarannya mbak mas? ” kata Bu Nantri. Semua anak saling berpandangan.
” Enggak tahu
Bu, gurunya yang dulu ngajarnya nggak jelas ” kata Saipul
” Gurunya yang
dulu ngejelasinnya gak jelas dan cuman ngomong terus kayak pembaca berita” kata
Amin
” Baiklah,
karena tampaknya kalian tidak bersemangat dan malas, saya akan bercerita saja ”
Bu Nantri memutuskan pembicaraannya dengan tersenyum. Semua anak meletakkan wajahnya di meja, karena guru
Pkn yang dulu bila sudah memutuskan akan bercerita, maka itu akan menjadi
sebuah bencana bagi anak-anak karena anak-anak yang ngantuk atau tidak menyimak
ceritanya di suruh menebak kelanjutan ceritanya yang tak disangka - sangka dan
gak seru.
Kemudian Bu
Nantri pun mulai bercerita
” Kisah ini adalah kisah nyata yang di alami
saudara sepupu saya, namanya Kak Hadi dia adalah seseorang yang sangat cerdas
di sekolahnya, terutama dalam hal matematika dan sains. Setelah lulus SMA, ia
di biayai pemerintah Indonesia untuk sekolah di luar negeri.
Ia pun pergi ke
sebuah universitas di Washington dan bersekolah di sana ia sakit, lalu ia
periksa ke dokter dan ia positif mengidap suatu penyakit kanker dan
diperkirakan hidupnya tidak akan lama lagi. Lalu pada suatu hari ia di datangi
tim dari belanda dan di tawari untuk berobat di Belanda dan harus bersekolah di
Amsterdam lalu bekerja untuk pemerintah Belanda. Kak Hadi pun menolak tawaran
tersebut karena ia ingat bahwa dia bersekolah disini karena di biayai pemerintah
Indonesia. Lalu Kak Hadi pun berdo’a aga ia bisa sembuh dari penyakit kankernya
dan ia juga ingin sekali melanjutkan sekolahnya lalu bisa pulang dan membangun
negaranya, Indonesia, maka jika Allah meridho’i niatnya ia ingin disembuhkan.
Kemudian datanglah seorang dokter muslim dari salah satu rumah sakit besar di
USA dan menawari Kak Hadi pengobatan gratis. Kak Hadi pun di obati oleh para
ahli kesehatan dari rumah sakit besar tersebut dan pada akhirnya ia pun sembuh
dari penyakitnya. Setelah sembuh, Kak Hadi pun melanjutkan sekolah S3 nya. Saat
hendak lulus, ia didatangi oleh seseorang dari sebuah perusahaan terkenal di
Amerika Kak Hadi ditawari untuk menjadi salah satu bagian dari mereka, tapi
dengan demikian ia harus meninggalkan keluarganya dan seluruh kehidupannya di
Indonesia. Kak Hadi pun menolak tawaran tersebut karena ia sangat ingin kembali
dan membangun negaranya” cerita Bu Nantri panjang lebar. Beliau memandang
anak-anak sambil tersenyum.
” Nah, dari sini
banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil ” sambung Bu Nantri. ” Untuk
dapat membangun negara, rasa nasionalisme adalah hal utama yang dan hal yang
sangat di butuhkan seseorang. Tapi rasa nasionalisme tidak dapat tumbuh
sendiri, seseorang yang mempunyai rasa nasionalisme yang kuat tapi tidak di
imbangi dengan iman yang kuat pula, maka
akan memunculkan paham bernama fasisme, yaitu merasa bangsanya yang paling
unggul. Saya akui, pelajaran Pkn memang membosankan dan menyebalkan. Saya tidak
menuntut kalian semua untuk cinta pelajaran yang membosankan ini, yang saya
inginkan adalah kalian cinta pada Indonesia.”
Kemudian Bu Nantri memberi kesimpulan dari ceritanya yaitu pelajaran Pkn
tujuan utama nya bukan hanya untuk
membuat kalian mengerti tentang keadaan bangsa indonesia tetapi tujuan utama pelajaran Pkn adalah untuk membuat kami
menjadi cinta pada bangsa indonesia.
Kemudian setelah guru Pkn kami yang
lama digantikan oleh Bu Nantri kesan pelajaran Pkn yang asalnya membosankan dan
membuat kami mengantuk sekarang menjadi menyenangkan dan tidak membosankan
lagi, jadi sekarang kami akan bersungguh – sungguh dalam pelajaran Pkn ini
karena pelajaran inilah yang dapat membuat kami menjadi anak yang cinta pada
Indonesia, ini semua berkat guru Pkn kami yang baru Bu Nantri terima kasih Bu
Nantri.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert